tokoh tokoh itu tak sempurna, itu mutlak.
sejak kecil saya hanya diajarkan kehebatan kehebatan presiden terdahulu, bukan polemik yang menyertainya, seperti retorika palsu dalam bungkusan coklat yang memabukan.
kamu berbeda dengan teman temanmu, tapi kamu butuh teman. -ridwan to wilis. di sebuah tempat makan kota jogja, pembicaraan 4 jam, dalam hujan, 2014.
hai! apa hidupmu sudah berjalan dengan baik?
mungkin aku terlalu membencimu dalam menyayangimu, kadang Tuhan menjadi alasan, tapi dalam arti kekamuanmu Tuhan tidak terlibat
antara pragmatis dan idealis, optimis? bukankah lebih tepatnya realistis?
disisi lain saya mempunyai orang-orang organisasi yang menghidupi hidup dengan cara mereka masing-masing, beberapa diantaranya manusia idealis yang terjebak di lingkungan pragmatis, seperti saya.
sayang sekali, saya terjebak di lingkungan teman-teman kelas yang sangat pragmatis, pragmatis sekali sampai mereka tak menyadari.